Aku tanamkan benih kasih untuk engkau sang penjaga jiwa. Dengan harapan kita bisa menjalani serta berdo’a kita selalu, agar anugerah-Nya turun. Yaitu berupa bimbingan. Hingga aku mati, aku berharap bimbingn itu. Namun Engkau benamkan kasih penuh duri, yang kian hari kian menyakiti. Hingga nanti raga terkapar mati, hingga nyawaku tak kenal sang jasadnya. & inilah rasa jiwa tersakiti. Segala langkah tlah tersiakan, merindu pun kian berangan. Telah teruntai sekian harapan, tapi, bibir ini telah kaku. Namun kini rasa hati tlah menyatu. Dan ketika Surya menampakkan rautnya, mungkin raga ini telah binasa. Sehingga, “HATI TAK TERPAUT RASA”
BY: DIO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar